Cehhaaa✌

13 Jul 2015

JATUH CINTA, DI SETIAP TATAPAN ITU



Entah bumbu apa yang kau taburkan di matamu, sampai aku tergila-gila, entah untuk keberapa kalinya. Mata itu, mata yang begitu teduh, yang selalu memberikan rasa nyaman setiap kali kutatap. Entah ini hanya sekedar mengagumi, atau memang aku memendam sebuah rasa untukmu, atas tatapanmu itu.
Selalu saja kutahan diriku ini, menahannya atas perasaan yang hampir meluap, yang hampir saja tak terkendalikan, hanya karena sebuah tatapan dari kedua bola mata itu. Andai saja aku dapat berteriak saat itu, akan ku teriakan padamu “Tolong! Hentikan tatapanmu itu, aku tak ingin terjatuh lagi!”. Memang, aku sejujurnya pernah terjatuh atas tatapan teduh itu, hanya  saja aku tak ingin mengulanginya, itu saja. Tahukah kamu apa yang ku maksud? Aku hanya ingin sekedar mengagumi, tapi hati ini terus bergejolak, memaksa untuk memiliki. Jujur, aku memang terpana atas tatapan itu. Tatapan yang pernah membuatku jatuh hingga terluka. Namun, hati ini tak pernah jera akan rasa sakit yang terasa saat terjatuh waktu itu. Ia ingin kembali mencoba, dengan penuh harap tidak dijatuhkan lagi.
         Ah Tuhan.. Dosakah aku terlalu mengagumi ciptaan-Mu? Ciptaan-Mu yang Kau anugerahi tatapan se-lembut itu. Yang selalu saja membangkitkan rasa ingin memiliki. Tetapi, apakah bisa? Apakah tatapan itu kelak akan menjadi milikku? Apakah hanya aku yang merasa nyaman dengan tatapan itu?
         Kamu.. Sang pemilik tatapan indah itu. Tak sadarkah aku selalu saja terpana atas tatapan yang kau miliki? Apakah memang tatapan yang begitu teduh itu sengaja kau tujukkan padaku? Tolong jangan pernah jatuhkan aku lagi. Cukup sekali tatapan itu membuat luka. Satu tanyaku, apakah saat tatapan itu akhirnya melukaiku, kamu menyadarinya? Ah wahai anak Adam yang tak berdosa. Maafkan aku terlalu kagum atas anugerah Tuhan yang Ia berikan padamu. Semoga saja kelak tatapan itu kan menjadi milikku — walau itu hanya pengharapanku:”)

Kamu Yang Sering Membuatku Merindu — Padahal Tak Pernah Jadi Milikku



Hai kamu, wahai seseorang yang telah menghantuiku akhir-akhir ini. Entah bagaimana hal ini bisa terjadi pada diriku yang baru saja mengenalmu. Belum lama kau hadir dalam kehidupanku. Belum lama pula aku mengenalmu. Perkenalan singkat kita yang terbilang lucu itu kini aku rindukan, sungguh. Ingin rasanya aku kembali ke masa dimana kita baru saja saling bertukar pesan, belum terbiasa seperti yang sering kita lakukan sekarang. Seiring berjalannya waktu pun, aku semakin merasa nyaman dengan semua perhatian yang kau berikan. Bahkan ucapan kecil lengkap dengan emoji yang manis darimu pun mulai aku rindukan.
Kau mulai berubah, itu yang membuatku rindu. Kita mulai jauh. Ditambah dengan jarak yang memisahkan membuat aku selalu saja menginginkan sebuah pertemuan denganmu. Ketika kau memberikan perhatian-perhatian itu, aku merasa mempunyai seseorang yang benar-benar perduli padaku, diluar lingkup keluargaku. Hal itulah yang membuatku merasa kehilangan saat kau tak ada kabar, hal ini pula yang membuatku melupakan satu kenyataan AKU BUKAN SIAPA-SIAPA BAGIMU. Ya, kau tak pernah jadi milikku, aku tak pernah jadi milikmu, dan kita tak pernah saling memiliki. Menyakitkan bila aku mengingat, mengapa aku harus merasa se-rindu ini pada sesorang yang sama sekali tak pernah jadi milkku? Mungkin rasa nyaman yang kau berikan terlalu membuatku serasa dimanjakan. Mungkin juga perhatian yang kau berikan terlalu membuatku banyak berharap dan menaruh perasaan.
Aku sendiri tak mengerti mengapa kau bisa se-perhatian itu padaku, padahal aku tak yakin bahwa kau menyimpan sebuah rasa yang lebih padaku. Lalu, apa arti semua ini? Jujur saja aku merasa bahagia dengan perhatian-perhatian itu. Akan tetapi aku pun risih jika tak ada kejelasan darimu mengenai semua perhatian itu.
Setiap kali aku merindukan, aku selalu saja ingin memarahimu. Tapi apa daya, semua rindu ini saja hanya bisa ku pendam. Setiap kali aku merindukan, selalu kubaca kembali isi pesan singkatmu yang pada akhirnya dapat sedikit mengobati rindu ini dan setidaknya membuatku sedikit bahagia. Setiap kali aku rindu, ku tatap foto kita berdua.
Ah, ingin sekali aku kembali pada diriku yang dulu, yang tak pernah merindukan sesuatu yang tak pernah ku miliki. Namun aku hanya bisa berandai, tak bisa mewujudkan. Karena apapun yang telah terjadi tak dapat diulangi, hanya saja kita mempunyai kesempatan untuk memperbaikinya apabila kita menemukan hal yang sama. Izinkan aku melupakan semua perhatian darimu yang walaupun membuatku bahagia tetapi ujungnya menyakitkan saat harus kuingat kenyataan itu. Terimakasih untukmu, karena pernah membuat senyum di bibir ini. Aku menyayangimu walaupun aku tahu, kita tak akan bersatu J

Sang Perindu Masa Lalu



Hai kamu..
Tidakkah kamu menyadari akan perasaanku? Aku sudah lama memendam satu perasaan yang sesungguhnya sangat mengganggu otak juga hatiku. Aku rindu, rindu akan semua kenangan itu. Aku rindu perhatian hangatmu. Aku rindu setiap perlakuan manismu. Aku… Merindukanmu.
Merindukan sosokmu yang tlah terenggut waktu. Aku benci perubahan itu. Perubahan yang turut membawamu pergi ke kehidupan yang baru, tanpaku. Tak sadarkah kau telah meninggalkanku? meninggalkan kenangan kita, meninggalkan semua harapan yang ku impikan? Ah sungguh aku tak habis fikir dengan semua ini. Aku benci kamu! Perasaan benci yang belum pernah kurasakan sebelumnya, membenci sosok yang sesungguhnya aku sayangi, sungguh aku tersiksa. Rasa rindu ini pun ikut merubahku, menjadi sosok perindu yang kejam. Memusnahkan semua rasa hanya karena sebuah kekecewaan. Hentikan, kumohon! Buatlah aku kembali, jangan seperti ini. Aku tersiksa, sungguh. Rasa ini terlalu menyakitkan. Benci ini sebenarnya hanya topeng dari rasa takutku. Aku… Takut kehilanganmu.
Terdengar lucu memang. Dimana kenyataannya aku hanya seorang pengecut. Aku tak berani berkata jujur tentang semua ini padamu, karena lagi-lagi aku takut. Aku takut kamu menjauh, memberikan jarak antara kita, bahkan lebih jauh lagi dari jarak yang telah ada sekarang. Benci jika harus kudengar tentang mereka. Mereka yang juga bisa membuatmu tersenyum, bahkan lebih riang dari yang kulakukan. Bahkan aku berfikir merekalah yang menyebabkan semua ini. Yang membuat jarak diantara kita, mengambil waktumu, dan menyita seluruh perhatianmu, sampai kamu melupakanku. Aku benci jadi orang kedua, aku membenci mereka. Aku hanya ingin kamu, untukku. Bukan untuk dia apalagi mereka. Rasanya egois memang. Ya! Tidak hanya kejam, rasa benci itupun membuatku seakan menjadi orang jahat yang ingin menghancurkan semuanya. Padahal tidak. Aku hanya ingin kamu, kembali.
Faktanya menyakitkan. Tanpa aku berkata apapun, kita memang sudah jauh, bodoh jika aku terus berharap. Tapi entah kenapa hati ini ingin terus memperjuangkan rasa yang sepatutnya ada. Aku menyayangimu, dan aku takkan menyerah untuk itu.
Aku selalu ingin percaya, bahwa akan ada waktunya. Dimana kita akan kembali, menjadi kita yang pernah ada. Entah itu aku maupun kamu, dan semua kenangan kita, akan kembali utuh, terulang dengan lebih indah, karena kita telah belajar dari waktu sebelumnya, karena sebenarnya kenangan ini pernah ada dan terjadi. Namun rasa percaya itu sesungguhnya hanya sebuah harapn, bukan kenyataan yang benar-benar akan terjadi.
Harapanku besar, namun berharap padamu kadang membuatku sedikit merasa mustahil bila kuingat hal yang telah terjadi sebelumnya sampai hari ini. Rasa sayang ini yang membuat tekadku kuat, hanya ia penyemangatku setelah kamu pergi menjauh. Dia yang membuatku bangkit, menjadi sosok yang lebih kuat. Memberikan sebuah seruan bahwa aku harus berjuang untuk mengembalikanmu, pada sosok dirimu yang dulu, yang saat ini sangat aku rindukan.
Setelah semuanya berakhir, sampai di ujung perjuanganku, apapun hasilnya aku akan tetap merasa bangga. Apabila kamu dapat kembali pada sosokmu yang dulu, maka  berbahagialah aku karena telah menemukan rasa yang tlah lama hilang. Rasa nyaman yang tlah lama tak ku rasakkan. Namun jika pada akhirnya aku takkan dapat mengembalikanmu, setidaknya aku masih dapat mengingat perhatian-perhatian  yang telah membuatku nyaman, yang takkan aku rasakan lagi. Setidaknya aku pernah berjuang jika hasilnya harus  se-mengecewakan itu. Meskipun sulit kuterima, tapi aku akan mencoba.
Hai kamu, kumohon cepat sadar dan kembali. Wanita kecil yang selalu kau ledek ini amat sangat meridukanmu:’)

16 Jun 2015

Sebenernya Hubungan Kita Apasih?



Haiiii, ketemu lagi sama gue si tukang post gajelas, sama kaya hubungan gue sama doi *dudududu #bapermodeon #padahalmahengga #udahjelaskok #abaikan:v Kali ini gue mau ngepost dengan tema “gajelas”. Bukan post gue yang gajelas (padahal tiap ngepost selalu gajelas wkwk), tapi emang temanya itu, ngebahas hubungan yang “gajelas”. Mari menyimak~
Gue bakalan ngajuin beberapa pertanyaan ke elu, tapi cukup lu jawab saat baca post ini aja ya(•ˆˆ​​​​•)
Pertanyaan pertama : Lu lagi deket sama seseorang gak?
Pertanyaan kedua : Kalo iya, dia yang ngegebet lu atau lu yang ngegebet dia? Kalo engga berarti lu ngga usah ngelanjutin ke pertanyaan berikutnya
Pertanyaan ketiga : Kalo lu yang digebet, lu ada kepastian ngga dari dia? Kalo lu yang ngegebet, lu gausah lanjut ke pertanyaan berikutnya, tapi lu lanjutin PDKT lu sama dia, jangan lupa BERI DIA KEPASTIAN, jangan digantungin kasian anak orang :p
Pertanyaan keempat : Kalo lu udah dikasih kepastian, berarti lu adalah orang yang beruntung, kalo belum dikasih kepastian juga. Lu harus baca artikel gue ini sampe tuntas “MENGUPAS TIPS DAN TRIK SAAT DIGANTUNGIN GEBETAN”. Asik ngga judulnya? Wkwkwk.
Yoshh, hajimemashoo~
Jadi, sebenernya gue ngga lagi ngalamin hal ini. Soalnya hubungan gue ama doi udah jelas, iya jelas; ADEK-KAKAK ZONE. Miris bhak:’v
Udah ah gausah ngebahas hubungan gue, apapun hubungannya yang penting gak lost contact #eaaaaa:v
Siapa sih yang pengen digantungin? Dikira jemuran kali ah~ Pasti gaada yang mau digantungin, mau cewek ataupun cowok pasti butuh kepastian. Cuma aja, dari beberapa orang di spesies ini banyak yang gatau diri, doyannya gantungin orang, gue greget sama orang macam begini, minta digantung balik di tiang bendera tauga-_-
Dia yang gantungin tuh sebenernya ngetes, apa emang pengen maen-maen doang? Pasti lu juga berfikiran sama kan sama gue, kesel sama yang namanya ‘digantungin gajelas’.
Contoh kasus: Ada seorang cowok deketin lu, lu dibikin nyaman banget dan udah ngerasa special. Tapi, dia gak pernah ngasih kejelasan sama hubungan kalian. Lu dibikin baper tapi dia gapernah ngasih kepastian. Kamvret gak sih?-_-
Nah, gimana sih cara buat ngatasin orang-orang macam begini? Caranya yaitu;
1.   PASTIIN DULU. Pastiin bahwa lu bukan ‘geer’ semata. Yap!Akar dari PHP =GR. Tau teori ini? Berarti lu sering buka instagram haha:v Jadi, sebenernya hubungan gajelas dengan contoh kasus diatas itu tetanggaan sama PHP. Mereka gaakan pernah terpisahkan, dimana orang yang gapernah ngasih kepastian, zaman sekarang dipanggil PHP.
Nah, kalo lu mau ngatasin masalah ini, itu harus dimulai dari diri lu sendiri, dengan cara ‘SADAR DIRI’. Maksudnya sadar diri, ya lu fikir lah, ini tuh sebenernya dia yang emang gapernah ngejelasin hubungan kalian, atau emang lu sendiri yang ke-GR-an? Jangan sampe dia cuma ngasih perhatian kecil, tapi lu ngasih ruang yang gede di hati lu. Gue ngerti kok cewek itu perasa, tapi jangan kelewat batas ya sis sifat perasanya itu hehe.
2.   TUNGGU AJA DULU. “Lah ngapain nunggu lagi? Kan udah jelas kita digantungin?” Sabar sis, gak semua cowok bisa dengan mudah ngungkapin perasaan ke cewek yang dia suka. Karena kata temen gue “Cowok sejati itu yang gak mudah bilang cinta ke setiap wanita”. Ngerti maksud gue? Yap! Jangan terlalu terburu-buru sih bilang dia PHP yaa. Perhatiin dulu setiap gerak geriknya, dia akrab sama banyak cewek atau engga, perhatiin setiap kata yang dia kirim setiap kali kalian chat, dia gampang buat gombalin lu atau engga. Nah, kalo dia emang deket sama banyak cewek dan setiap chat aja gombalin lu, nanti gue kasih tau cara berikutnya di nomor 3. Kalo engga, lu harus sabar dulu. Mungkin aja dia bukan cowok yang gampang buat ungkapin perasaan, cowok emang harus gentle, tapi gentle bukan berarti harus buru-buru. Siapa tau dia lagi nyari waktu yang tepat, tanggal yang bagus, atau bahkan lagi nyiapin surprise buat nembak lu, ehh tapi jangan kebanyakan ngayal yaa wkwk. Jadi lu udah tau kan kapan saatnya lu nunggu, dan kapan saatnya lu bertindak?
3.   MINTA KEPASTIAN. Ini cara paling menantang sih buat gue. Kenapa? Soalnya lu harus punya nyali yang besar serta mental yang kuat buat ngelakuin cara yang satu ini. Tapi gak perlu gengsi sih yaa, toh ini buat kebaikan kalian kan? Kalo ujungnya lu harus stay sama dia, ya bersyukur berarti selama ini lu engga cuma dijadiin ‘orang penghilang jenuh’nya dia aja. Tapi, kalo ujungnya lu harus go away, ya sabar aja. Jadiin ini pelajaran buat kedepannya.
Jadi, kalo lu mau ngelakuin cara ini, lu harus udah ngelakuin cara-cara sebelumnya diatas. Yap! Lu harus mastiin bahwa lu bukan kegeeran semata, kalo lu udah yakin bahwa ini kesalahan dia yang ngasih perhatian berlebihan tapi gapernah ngasih kepastian lanjut ke cara berikutnya, yaitu nunggu. Kalo lu udah nunggu lama tapi ngga ada hasilnya juga, ya lu harus ngelakuin cara ini. Yaitu; MINTA KEPASTIAN. Lewat apapun itu, lebih baik sih face to face ya kalo lu berani, biar pas lu tanya dia ngga bisa menghindar. Ajakin dia jalan, atau kalo lu gengsi, bisa kode-kode biar dia yang ngajakin. Kalo udah jalan, lu bisa tanya ke dia “Sebenernya hubungan kita apasih? Ko gue gak pernah ngerasa ada kejelasan ya?”. Perhatiin mimik muka, ekspresi, serta jawabannya. Ngeyakinin gak? Kalo engga berarti udah harus ada nilai minus dari lu buat dia. Kalo dia ada ngeluarin kata-kata “Kita jalanin aja dulu yaa, selama aku nyaman sama kamu, dan kamu nyaman sama aku, semuanya bakalan baik-baik aja” lu lebih baik pergi. Why? Harusnya dari sini lu bisa liat kalo dia tuh engga bener-bener serius. Enak banget jadi dia, bisa pergi dan datang sesuka hati, tanpa harus ngasih kepastian. Sedangkan kita? Stuck dan gak bisa go away dari dia karena udah terlanjur sayang. Jangan mau di bohongin sama kata-kata bullshit macam gini yaa.

Oke, jadi itu ‘TIPS DAN TRIK SAAT DIGANTUNGIN GEBETAN’ dari gue. Be a smart girl! Jangan mau di begoin yaaaa. Selamat berjuang memperjelas hubungan, selamat bertarung dengan ego dan perasaan. Kalo ada yang berhasil ngejelasin jadi hubungan yang lebih baik, gue ikut seneng. But, kalaupun ada yang akhirnya harus ikhlas pergi, gue gabisa buat apa-apa. Cuma bisa bilang ‘yang sabar aja’, jodoh masih ada kok buat lu, gausah mikirin dia yang gajelas, nanti juga lu nemuin kebahagiaan lu sendiri, tanpa dia;)
Yossssssssh! Sampai disini yaa artikel kali ini, kalau ada yang kurang berkenan atau ada yang ingin menambahkan, harap tinggalkan kritikannya dengan bahasa yang sopan;) Gue pamit, sayonaraaaaaaa~

1 Mei 2015

Kamu yang Terlalu Sering Memberi Aku Harapan Palsu — Tolong Hentikanlah

   Tak sadarkah? Kamu sudah terlalu sering mempermaikanku, dengan jutaan rayuan yang bisa merobohkan kokohnya hatiku, kamu sibuk bermain-main diantara robohan-robohan itu. Kamu dengan asyiknya mondar-mandir tanpa rasa bersalah. Serasa hati ini memang milikmu, hanya milikmu. Memang, saat ini aku belum bisa menutupnya untukmu, tapi bukan mustahil suatu saat nanti kamu akan jadi orang yang tak berarti apa-apa bagiku. Kamu mengira hatiku adalah sebuah tempat persinggahan untukmu, yang bisa kamu datangi, lalu kemudian ditinggalkan, ketika kamu hendak mecapai tujuanmu.

        Sungguh, apakah kamu mengira semua ini adalah lelucon? Yang bisa kamu ceritakan pada teman-temanmu sampai mereka tertawa terbahak-bahak? Aku tak pernah mengerti dengan apa yang ada dalam otakmu, apakah kamu benar-benar benci padaku sampai kamu melakukan hal yang menyakitkan ini berulang kali? Sekuat-kuatnya karang, bila ia terus dihempas oleh ombak, dia akan rapuh juga. Apalagi aku! Hatiku tidak sekeras karang itu, aku hanya seorang wanita yang memiliki hati perasa, saking perasanya aku tetap saja bertahan walaupun kamu terus memberikan harapan palsu itu. Itulah kebodohan yang aku sadari, tapi tak pernah dapat aku hindari. Sejahat apapun kamu, entah mengapa hati ini selalu ingin terus memaafkan, lagi dan lagi.

        Aku selalu berdoa, semoga Tuhan dapat memaafkanmu, karena telah menyakitiku — wanita yang seharusnya kamu jaga. Aku terkadang benci pada diriku sendiri, yang tak pernah bisa pergi melangkah meninggalkanmu. Aku sadar, aku terlalu menuruti kata hatiku, yang sebenarnya dialah yang paling tersakiti. Aku pun selalu bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi dengan hatiku. Apa dia telah kehilangan fungsinya sehingga tak pernah sejalan dengan raga yang sesungguhnya ingin meninggalkan? Tak pernahkan ia merasa lelah dengan harapan-harapan yang sebenarnya abstrak itu?

        Terakhir, kumohon padamu, wahai laki-laki yang terlalu sering mempermainkanku. Hentikanlah permainanmu. Jika memang kamu tak pernah serius untuk mencintaiku, tolong tinggalkan aku, menjauhlah. Tidak usah memberikan harapan seolah-olah kamu masih ingin bersamaku. Dan tolong jangan terus lakukan ini pada wanita-wanita selanjutnya setelah aku. Cukup akulah disini yang tersakiti. Jangan pernah lagi membuatku merasa istimewa padahal kenyataannya disia-siakan, karena aku yakin jika mereka — wanita-wanita selanjutnya — mengetahui akhir dari cerita yang akan mereka jalani, mereka akan melakukan hal yang sama denganku, membencimu. Karena tak ada wanita yang ingin disia-siakan. Mereka ingin selalu menjadi satu-satunya special person di hatimu.

        Cukuplah, aku terlalu muak dengan semua kebohongan ini, dibahagiakan oleh rasa yang sebenarnya tak pernah ada. Di manjakan oleh seseorang yang tak benar-benar menyayangiku. Aku lelah:”)

Untuk Kamu — Hatiku yang Terlalu Perasa



Dear kamu
Hatiku yang terlalu perasa,
Surat ini aku tulis bukan tanpa alasan, tentu aku punya maksud yang ingin ku sampaikan.
Kita — jiwa dan raga, yang merupakan komponen untuk menghidupkan seorang individu — tentunya dengan izin Tuhan. Tanpamu, aku tak berarti, begitu pula kamu tanpaku. Harusnya kita saling menyatu, sejalan, beriringan. Tetapi, apakah kamu sadar apa yang telah terjadi pada kita dalam tubuh individu yang kita tinggali? Kita tak melakukan hal yang serupa, kita saling bertolak belakang. Jujur! Aku lelah denganmu, aku lelah mengikuti setiap inginmu yang sebenarnya tak sejalan denganku. Apakah kamu tidak menyadari hal ini, selama ini?
        Berhentilah menjadi komponen yang terlalu perasa dan egois. Apakah kamu tidak lelah dengan sikapmu sendiri? Kamu terlalu ingin terlihat kuat, sehingga aku harus berusaha susah payah agar terlihat kuat di depan individu lain — padahal sesungguhnya aku tak mampu:”)
        Kamu terlalu memaksa untuk bertahan, saat sesungguhnya aku ingin pergi. Aku lelah terus disakiti, apakah kamu tidak lelah mempertahankan mereka yang sebenarnya datang untuk menjadikanmu tempat persinggahan demi tujuan mereka yang sebenarnya — hati yang lain. Sungguh, sebenarnya aku tak mengerti tentang apa yang kamu pikirkan. Kamu terus bertahan, dan mempertahankan mereka yang nyatanya tak benar-benar menginginkanmu.
        Tak sadarkah kamu, sesungguhnya akulah yang tersiksa. Aku benar-benar ingin pergi tapi kamu tak pernah membiarkan rasa itu hilang. Aku enggan menyaksikan wajah-wajah mereka yang tertawa lepas dengan kebahagiaannya masing-masing sedangkan kita masih saja berputar-putar dengan cerita lama  — mempertahankan orang yang sebenarnya tak layak di pertahankan.
        Kumohon, hentikanlah ini. Biarkan kali ini aku yang bergerak, dan akan kubiarkan kamu beristirahat dari semua ketidakpastian ini. Marilah kita hentikan lelucon yang telah mereka buat demi mentertawakan kita yang tersakiti. Sungguh aku minta cukup sampai disini, karena aku telah benar-benar lelah.
Dari Aku,
Ragamu yang tlah lelah